Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subijanto, menilai, Indonesia mengarah ke negara gagal, karena berbagai visi dan gagasan Bung Karno hanya dijadikan jargon serta simbolisme saja.
Saat berbicara dalam acara sarasehan kebangsaan bertema "Bung Karno dan Pemikiran Sosio Demokrasi" di Jakarta, Rabu, Prabowo menegaskan, Bung Karno merupakan sosok pemersatu bangsa dan itu telah menjadi takdir sejarah.
"Perbedaan dalam idiologi dan aliran tidak boleh menafikan fakta-fakta sejarah itu," tandasnya.
Dari perspektif ekonomi, Prabowo menambahkan, apa yang disampaikan Bung Karno di Bandung pada tahun 1930 ternyata relevan untuk kondisi saat ini.
"Yakni, Neo kolonialisme yang pernah diramalkan Bung Karno terjadi pada saat ini dan Indonesia masih terjajah. Kekayaan bangsa ini bocor ke luar negeri 25 miliar dolar AS setiap tahunnya. Kondisi ini yang tidak pernah mau dibahas para elite politik saat ini. Ini tantangan," ujarnya.
Di tempat yang sama, tokoh PAN Amien Rais mengatakan, kepemimpinan Bung Karno telah memberikan warna yang positif di masa lalu, sekarang dan akan datang, walaupun ada juga berbagai kekurangannya karena tidak ada manusia sempurna.
Dikatakannya, salah satu pokok pikiran Bung Karno yang signifikan ialah soal sosialisme.
Sementara kontradiksi dengan visi itu, menurutnya, realita yang terjadi di Indonesia saat ini, yakni liberalisme, ekonomi pasar bebas sudah kebablasan.
"Ekonomi kerakyatan dan sosialisme yang pernah digagas Bung Karno itu telah lama dibuang ke tong sampah. Padahal, model seperti itulah yang harus diterapkan untuk kemajuan bangsa ini," urainya.
Pada bagian lain, Amien mengatakan, Bung Karno selalu berfikir revolusi belum selesai dan pemikirannya juga revolusioner, seperti ganyang Malaysia, keluar dari PBB atau membangun poros Jakarta dan Tiongkok.
Namun, Amien Rais menambahkan, kondisi kontekstual pada saat itu tidak bisa dihakimi dengan sudut pandang saat ini.(rr) | Antara News