Vietnam negara tujuan utama penjualan ilegal cula badak. Hingga pertengahan tahun 2012, Afrika Selatan kehilangan 262 ekor badak.
World Wildlife Fund (WWF) menetapkan Vietnam sebagai negara tujuan utama penjualan ilegal cula badak. Vietnam ditetapkan sebagai negara paling mengancam kelangsungan kehidupan liar.
Dalam laporan terbaru WWF tentang kejahatan terhadap kehidupan badak, harimau, dan gajah liar yang dipublikasikan, Senin (23/7), 448 ekor badak dibunuh di Afrika Selatan. Hingga pertengahan tahun 2012, Afrika Selatan kehilangan 262 ekor badak.
WWF memberi Vietnam dua “kartu merah”, masing-masing untuk penjualan cula badak dan kulit harimau. Dalam laporan yang dirilis wwf.panda.org, WWF melaporkan banyak warga negara Vietnam, bahkan diplomatnya ditangkap karena terlibat penjualan cula badak dari Afrika Selatan.
“Sudah saatnya Vietnam menerima fakta bahwa konsumsi cula badak ilegalnya memicu penyebaran perburuan badak yang terancam punah di Afrika. Vietnam harus menghentikan perdagangan ilegal cula badak. Vietnam harus meninjau ulang hukuman dan segera membatasi pasar ritel, termasuk iklan cula badak di internet,” kata Manajer Program Spesies Global WWF, Elisabeth McLellan, sperti dikutip wwf.panda.org.
Negara-negara di Asia memiliki catatan buruk dalam laporan tersebut. China menduduki posisi kedua terburuk dalam penjualan gading gajah. China dinilai gagal mengatur pasar legal gading. “Alur gading ilegal berjumlah besar ke China menunjukkan gading-gading itu mungkin masuk saluran-saluran legal,” tulis laporan tersebut.
China didesak memperbaiki kendali hukumnya atas perdagangan gading. Termasuk mengingatkan para warganegara China di Afrika untuk tidak mengirim produk satwa langka.
Setiap tahun, puluhan ribu gajah Afrika dibunuh untuk gadingnya. China dan Thailand merupakan tujuan utama gading-gading ilegal asal Afrika. Thailand mendapat “kartu merah” karena gagal menutup celah hukum yang membuka peluang perdagangan ilegal gading asal Afrika. “Di Thailand, gading ilega Afrika dijual terbuka di butik-butik kelas atas yang melayani para wisatawan,” ujar Elisabeth.
Perburuan gajah di Afrika Tengah telah mencapai level kritis. Di awal tahun ini, ratusan gajah dibunuh sekaligus di taman nasional Kamerun. “Menilik peningkatan perburuan gajah dan level kejahatan terorganisasi yang terlibat dalam perdagangannya, situasi sekarang sedang kritis,” tulis WWF dalam laporan itu.
WWF meninjau kinerja 23 negara, termasuk Indonesia, yang dinilai gagal melindungi kelangsungan hidup badak, harimau, dan gajah. Indonesia mendapat dua “kartu kuning” karena gagal melindungi kelestarian harimau dan gajah.
India dan Nepal mendapat nilai terbaik dalam upaya melindungi hewan-hewan langka tersebut. Nepal melewati tahun 2011 tanpa satupun kasus perburuan badak.
Laporan ini dirilis pada hari pembukaan pertemuan tahunan ke-62 konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam (CITES). Pertemuan ini berlangsung di Jenewa, Swiss hingga 27 Juli 2012. | Mona Sihombing | VhrMedia