Banyuasin - Seorang
guru ngaji sekaligus tukang dakwah, Suhardi, warga Desa Pengumbuk,
Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin dilaporkan ke Mapolres.
Banyuasin oleh dua orang ibu-ibu
berinisial Sus (35) dan Beta (25), yang merupakan tetangganya, akibat
pesan singkat yang berisi ajakan berbuat mesum.
Dari data kronologis yang diperoleh
BeritAnda.com Banyuasin, Kamis (19/12/2013), awal kejadian sekitar
pertengahan November sampai pertengahan Desember 2013, isi SMS-nya
mengajak ke penginapan Tetasan Embun, mengajak bersetubuh, minta dikulum
‘anunya’ (kemaluannya -red) dan akan dikasih uang Rp200 ribu.
Akibat SMS tak senonoh yang diduga dari Suhardi, ia harus menjalani pemeriksaan di Unit Pidek, Kamis (19/13/2013), juga menghadirkan para korban.
Salah satu korban Sus (35) mengaku
mendapatkan SMS yang berupa ajakan untuk berbuat mesum pada pertengahan
November atau satu bulan lalu.
Semula dia tak menggubris SMS karena Hp
tersebut tak ada nama pengirim. Namun SMS berulang kali masuk, akhirnya
mencari sumber ke beberapa counter Hp di desanya dan mendapatkan nomor
tersebut milik sang ustad.
Terpisah, menurut pengakuan Beta (25),
dirinya juga pernah mendapat SMS yang sama dari pelaku dan menceritakan
pada ibu-ibu ternyata nomor tersebut juga sama dengan yang dialami oleh
Sus, tetangga korban.
“Dengan demikian keduanya langsung
meminta penjelasan dari keluarga ustad karena sudah sempat mengakui
perbuatannya, lalu kami melaporkan ke polisi,” ungkapnya.
Terpisah, Suhardi saat dikonfirmasi
dihadapan petugas membantah telah mengirim SMS tersebut kepada para
ibu-ibu. “Gak tahu pak saya, masalahnya saya gak pernah memiliki no Hp
tersebut,” jelas Suhardi.
Sementara itu, Kanit Pidek Polres
Banyuasin Ipda Makmun N SH saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan
dari dua orang ibu-ibu, terkait dugaan SMS yang isinya mengajak berbuat
mesum.
“Saat ini baru pemeriksaan dan belum ada penetapan tersangka, dan masih dalam pemeriksaan saksi-saksi,” jelasnya.| AcehBaru