Sejak
awal berdirinya, Korea Utara (Korut) sudah memutuskan untuk mandiri dan
menutup diri dari dunia luar. Menarik melihat kehidupan perempuan di
Korut yang tak seglamor di negara serumpunnya, Korea Selatan (Korsel)
yang sedang dilanda demam K-Pop dan operasi plastik. Seperti apa? Di negara komunis ini alat-alat produksi dikuasai dan diatur negara, tak terkecuali urusan pribadi.
Berikut 5 Peraturan Unik Bagi Wanita di Korea Utara.
1. 18 Gaya Rambut

Hal
ini dilakukan Korut untuk melawan pengaruh Barat.
Media Korut yang
dikendalikan pemerintah tak hentinya memberikan imbauan untuk berambut
dan berpakaian yang pantas. Bahkan ada acara TV yang isinya memata-matai
perempuan yang ‘memberontak’ dari 18 model rambut itu dan
mempermalukannya, demikian dilansir Daily Mail, 21 Februari 2013 lalu.
Tak
cuma perempuan, laki-laki bahkan hanya dipilihkan 10 model rambut.
Namun pendamping Pemimpin Korut Kim Jong Un, Ri Sol-ju malah terlihat
modis, melampaui gaya perempuan di negaranya sendiri, memakai dress 2
potong, dan rambut yang digelung modern ke belakang.
2. Berkiprah di Berbagai Bidang

Ada 4 kategori penting perempuan di Korut, menurut Gianlucca Spezza dalam situs nknews.org pada 30 Januari 2013:
1. Perempuan sebagai simbol untuk propaganda
2. Kaum revolusioner yang digambarkan sebagai pahlawan buruh
3. Perempuan kuat secara politik, yang biasanya memiliki hubungan dengan rezim berkuasa
4. Perempuan tak dikenal yang menuai tenar di internet.
2. Kaum revolusioner yang digambarkan sebagai pahlawan buruh
3. Perempuan kuat secara politik, yang biasanya memiliki hubungan dengan rezim berkuasa
4. Perempuan tak dikenal yang menuai tenar di internet.
Radio
berita NPR pada Desember 2012 lalu melaporkan seorang perempuan yang
harus menjadi tulang punggung keluarga karena suaminya dipaksa
perusahaan negara untuk kerja paksa tanpa bayaran. Saat perusahaan
negara itu tak ada pekerjaan, suami perempuan itu diharuskan membayar
perusahaan negara itu 20 kali dari gaji bulanannya kendati mereka
kelaparan.
Nah,
para istrilah yang harus bekerja supaya keluarga bisa hidup. Hidup jadi
susah untuk para perempuan. Mulai dari menjahit baju, berdagang barang
dari Cina untuk dijual kembali.
“Laki-laki
tak bisa membawa cukup uang untuk menghidupi keluarganya, jadi sekarang
tugas perempuan. Adalah ibu yang membayar uang sekolah, pakaian dan
makan anak-anaknya. Laki-laki ingin perempuan patuh, tapi saat kebutuhan
dasar adalah uang dan makanan, laki-laki tidak bisa berkata-kata lagi,”
jelas Lee Young, yang gaji suaminya turun setiap 3 bulan.
4. Militer
Di
Korut, laki-laki dan perempuan yang berusia antara 18-19 tahun harus
melalui wajib militer. Wajib militer ini memiliki dua keuntungan.
Pertama, hal ini diperlukan untuk membangun kekuatan militer di negara
itu. Kedua, mengontrol populasi muda-dewasa negara itu, agar kaum
mudanya tak berorganisasi dan memberontak.
Menurut
World Tribune pada 2007, tentara laki-laki banyak mati kelaparan saat
Korut didera wabah kelaparan tahun 1990-an. Nah, perempuan pun masuk
menggantikannya. Korut juga membuat lagu propaganda untuk menarik
perempuan masuk militer, utamanya di unit artileri.
Sementara
New York Times pada 2003 lalu, menuliskan banyaknya perempuan di
militer ini karena kaum laki-lakinya lari ke Cina, atau lebih tertarik
mencari uang dengan berbisnis.
Tak
heran, bila komposisi perempuan dalam militer cukup besar. Artikel yang
diterbitkan di World Tribune pada 2007 mencatat representasi perempuan
di AD Korut lebih dari 10 persen. New York Times (NYT) pada 2003 lalu
mencatat dalam suatu acara militer, 10 dari 40 pejabat militer di
deretan 4 terdepan adalah perempuan.
5. Dilarang Naik Sepeda
Ini
kebijakan konyol terbaru dari Kim Jong Un. Padahal, peraturan dilarang
naik sepeda ini baru dicabut Jong Un beberapa bulan yang lalu. Ayah Jong
Un, Kim Jong Il melarang perempuan bersepeda pada tahun 1990-an karena
putri salah satu pejabat tingginya meninggal dalam kecelakaan sepeda di
Pyongyang. Bila ada yang melanggar, maka dendanya tidak lebih dari 5
ribu won.
Aturan
ini tentu memperberat perempuan di Korut, karena warga tak diizinkan
memiliki mobil, sepeda motor atau ada kendaraan umum lain yang tersedia.
Warga hanya boleh memiliki sepeda untuk melakukan segala aktivitasnya.
Demikian dilansir dari Daily NK, Januari 2013 lalu.
Korut
tak cuma melarang perempuan mengendarai sepeda tapi juga membonceng dan
menempatkan bawaan di belakang sepeda. Dengan dilarangnya penggunaan
sepeda ini, perempuan harus berjalan ke mana-mana untuk memenuhi semua
kebutuhannya. Duh, sengsaranya! | Kumpulan Berita Unik