Bagi umat Nasrani, misa Kamis Putih merupakan perayaan untuk mengenangkan peristiwa perjamuan malam terakhir yang dibuat Yesus Kristus bersama para muridnya sebelum ditangkap, diadili, disalibkan, wafat, dan bangkit saat Paskah. Yang membedakan perayaan ini dari perayaan lainnya adalah ibadat pembasuhan kaki.
"Melalui upacara pembasuhan kaki ini umat Katolik diajari untuk dapat menanamkan nilai merendahkan hati dalam melayani sesama. Seperti pada zaman Nabi Isa Almasih, di mana pembasuhan kaki hanya dilakukan oleh kaum budak, untuk itu kita sebagai pengikut Kristus diharapkan mempunyai sikap kerendahan hati dan juga kita diharapkan datang untuk melayani dan bukan dilayani," ucap romo Petrus Gonzales Zonggar OFM Konventual dalam khotbahnya pada misa Kamis Putih, di Paroki Santo Lukas Sunter, Jakarta Utara, Kamis (13/4).
Menyambut perayaan Paskah, seluruh Kristiani mengikuti upacara selama rangkaian trihari suci yakni Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci dan juga Minggu Paskah. Setelah perayaan Kamis Putih, umat Kristiani juga merayakan perayaan Jumat Agung. Yang menjadi ciri khas dalam perayaan Jumat Agung adalah ibadat untuk mengenang kisah sengsara Yesus Kristus dan wafatNya di salib di Bukit Golgota. Dalam ibadat Jumat Agung umat Katolik diminta merenungkan kisah sengsara Yesus dengan mendengarkan passio (kisah sengsara Yesus Kristus yang dilagukan, Red).
Setelah mengikuti passio, umat Katolik melakukan upacara cium salib untuk menunjukkan rasa hormat kepada Yesus yang disalibkan.
Misa di Paroki Santo Lukas berjalan aman dan tertib. Sejumlah petugas keamanan terlihat berjaga-jaga di gereja.