Siapa yang tidak kenal Tonggeret? Serangga dengan suara khas dan unik ini sangat sering dijumpai di kehidupan manusia. Suara jangkrik seringkali membentuk suatu senandung dan bersahut-sahutan begitu keras.
Wajib Tau - Suara tonggeret hanya dihasilkan oleh si jantan. Suara senandung yang khas bersautan dilakukan oleh tonggeret jantan dengan tujuan menyinkronkan panggilan mereka.
‘Paduan suara’ itu membentuk wilayah dan menarik betina. Selain itu, ada panggilan yang biasanya dibuat sebelum bersanggama.
Suara senandung tonggeret dipengaruhi oleh fluktuasi cuaca. Secara umum, tonggeret menyukai sinar matahari dan kehangatan, tetapi terlalu banyak panas atau terlalu dingin akan sedikit mengganggu mereka. Spesies yang berbeda lebih suka waktu yang berbeda dalam sehari, dan masing-masing 3.000 spesies memiliki suara yang berbeda.
Alasan mengapa suara senandung itu begitu keras adalah karena suara tersebut dapat menghalangi predator. Kelompok tonggeret paling keras adalah yang berkala yang muncul setiap 13 tahun dan yang muncul setiap 17 tahun, mungkin karena jumlahnya jauh lebih banyak daripada yang tahunan.
Tonggeret mampu menghasilkan suara ini karena mereka memiliki organ yang unik di antara serangga lainnya, yaitu organ tymbal. Setiap tonggeret jantan memiliki sepasang membran melingkar bergerigi ini di bagian belakang dan permukaan samping segmen perut pertama.
Kontraksi otot tymbal yang melekat pada membran menyebabkannya menekuk, menghasilkan bunyi klik. Tymbal muncul kembali ketika otot rileks. Frekuensi kontraksi otot tymbal berkisar dari 120 hingga 480 kali per detik, yang cukup cepat untuk membuatnya terdengar terus menerus di telinga manusia.
Tonggeret juga memiliki kantung udara yang memiliki frekuensi resonansi yang sebanding dengan frekuensi getaran tymbal. Alhasil, dapat memperkuat suara dan menghasilkan suara dengung bernada tinggi yang merupakan suara khas akhir musim panas. (rhs - okezone)
Wajib Tau - Suara tonggeret hanya dihasilkan oleh si jantan. Suara senandung yang khas bersautan dilakukan oleh tonggeret jantan dengan tujuan menyinkronkan panggilan mereka.
‘Paduan suara’ itu membentuk wilayah dan menarik betina. Selain itu, ada panggilan yang biasanya dibuat sebelum bersanggama.
Suara senandung tonggeret dipengaruhi oleh fluktuasi cuaca. Secara umum, tonggeret menyukai sinar matahari dan kehangatan, tetapi terlalu banyak panas atau terlalu dingin akan sedikit mengganggu mereka. Spesies yang berbeda lebih suka waktu yang berbeda dalam sehari, dan masing-masing 3.000 spesies memiliki suara yang berbeda.
Alasan mengapa suara senandung itu begitu keras adalah karena suara tersebut dapat menghalangi predator. Kelompok tonggeret paling keras adalah yang berkala yang muncul setiap 13 tahun dan yang muncul setiap 17 tahun, mungkin karena jumlahnya jauh lebih banyak daripada yang tahunan.
Tonggeret mampu menghasilkan suara ini karena mereka memiliki organ yang unik di antara serangga lainnya, yaitu organ tymbal. Setiap tonggeret jantan memiliki sepasang membran melingkar bergerigi ini di bagian belakang dan permukaan samping segmen perut pertama.
Kontraksi otot tymbal yang melekat pada membran menyebabkannya menekuk, menghasilkan bunyi klik. Tymbal muncul kembali ketika otot rileks. Frekuensi kontraksi otot tymbal berkisar dari 120 hingga 480 kali per detik, yang cukup cepat untuk membuatnya terdengar terus menerus di telinga manusia.
Tonggeret juga memiliki kantung udara yang memiliki frekuensi resonansi yang sebanding dengan frekuensi getaran tymbal. Alhasil, dapat memperkuat suara dan menghasilkan suara dengung bernada tinggi yang merupakan suara khas akhir musim panas. (rhs - okezone)