Barbie pun Berkebaya

Boneka Barbie selama ini digambarkan sebagai makhluk cantik (perempuan dan laki-laki) yang berpakaian ala Eropa. Bahkan, saking berkiblatnya ke sana, gaya busananya pun sesuai dengan keadaan tempat itu. Maka, boneka molek itu punya koleksi musim panas, semi, gugur, dan musim dingin. Namun, di tangan perancang Riny Suwardy, barbie tampil berbalut kebaya.

Sebagai busana nasional, kebaya merupakan jati diri bangsa peninggalan zaman dulu yang tidak lekang oleh waktu dan tidak pudar oleh kemajuan zaman. Saat ini di era kecanggihan teknologi, kebaya ternyata bisa beradaptasi. "Saya yakin anak muda masa kini menyenangi barbie berkebaya, tentu dengan variasi dan warna tersendiri untuk industri mode Indonesia," kata pemilik rumah mode dengan namanya sendiri ini, Riny Suwardy.

Barbie berkebaya menjadi pilihan Riny untuk ditampilkan pada ajang "Indonesian Creative Designers" di Jakarta Fashion Food and Festival 2012 yang baru saja lewat. Dalam peragaan kali ini, Riny menonjolkan warna-warna cerah mencorong, tetapi menonjolkan sisi feminin kebaya. Alumni Bunka School of Fashion ini menghadirkan rancangan kebaya terbaru beraneka warna cerah, seperti merah, pink fanta, oranye, hijau, biru, dan merah cabe. " Barbie indentik dengan gaya keceriaan dalam aneka warna terang dan berani," kata perempuan yang berbusana muslimah ini.

Riny menamakan koleksinya The Bright Color of Barbie Girl. "Karena disesuaikan dengan gaya Barbie yang periang, barbie berkebaya tampil simple dan chic. Barbie bukan sekedar boneka atau mainan. Dia menjadi trendsetter. Gaya centilnya dan fashionable-nya selalu menyihir masyarakat di seluruh dunia," ucapnya.

Gaya kebaya moderen ini tampil dengan aksen beragam bunga-bunga, frill, dan payet yang dipadankan dengan rok balon, celana pendek, rok span, rok mini, dan celana jodphur. Melalui koleksinya kali ini, Riny memberikan alternatif berkebaya agar bisa dikenakan untuk menghadiri arisan, pesta di kantor, promnight (pesta malam perpisahan) atau sekedar kongkow cari angin (hangout). Kebaya tidak harus indentik dengan situasi yang resmi atau formil. "Pada saat tidak resmi pun bisa berkebaya," ujarnya.

Namun, suguhan Rini ini juga tak lepas dari kritik. Seperti, tampilan Barbie ala Eropa, dalam busana kebaya boneka ini tampil langsing. Tentu saja bagi Anita, mahasiswa semester empat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, dia menganggap kreativitas Riny cuma menjiplak luarnya. Dia hanya menyajikan kebaya ala Barbie untuk mereka yang bertubuh kecil? "Padahal, seharusnya bisa memberikan contoh orang-orang bertubuh besar bisa cantik dengan kebaya, " ujar perempuan bertubuh tambun itu.

Menurut Anita, jika di negara asalnya Barbie sebagai pencitraan wanita cantik mesti bertubuh ramping, seharusnya Riny bisa beda. "Sebagai perancang senior yang mengusung kebaya, harus berani bersikap ekstrim. Misalnya tampilkanlah koleksi kebaya Barbie bagi wanita bertubuh besar, " ujarnya.  | HADRIANI P, TEMPO
Lebih baru Lebih lama